Apa Itu Ikigai? Arti Ikigai dan Ikigai Missconception
Sebelum membahas tentang apa itu Ikigai, ada baiknya kita bahas dulu tentang hal yang berkaitan erat dengannya; yakni passion confusion.
Kenapa? Karena masih banyak sekali di luar sana yang belum paham soal passion, bahkan salah paham soal passion. Mulai dari sini, sebelum menjelaskan apa itu Ikigai, kita luruskan bareng-bareng yuk!
Passion Confusion
Ada dua quotes dari buku dan penulis yang berbeda, dan diterbitkan di waktu yang berbeda pula, selisih sembilan tahun, dan ternyata masih relevan hingga saat ini.
Your strength is (not) what you’re good at. Its what you enjoy the most. Its your passion. (Rene Suhardono, Your Job is Not Your Career, 2010).
Your strength is not what you’re good at. Thet are activities that strengthen you. It Draws you in, it makes time fly by while you’re doing it and it makes you feel strong. (Marcus B. dan Donald O. Clifton, Now, Discover Your Strength, 2001).
Lalu dari sinilah kemudian passion confusion dimulai. Banyak sekali di antara kita yang mengartikannya sebagai satu hal yang mendukung “kemageran” kita (atau mungkin saya saja nih) yakni : “ngga perlu jago, yang penting suka (enjoy) dengan apa yang dikerjakan.”
Lalu mulai muncul fenomena anak-anak muda yang “cabut” dari pekerjaannya, karena “aku kayaknya mau cabut aja, soalnya aku kerja udah ngga enjoy, udah ngga passion lagi.”
Lalu muncullah orang-orang yang mengagung-agungkan passion. Seolah itu adalah jalan satu-satunya menuju sukses, yang tidak jarang malah membuat orang menjadi lupa dengan yang namanya proses. Kalaupun kita memiliki passion di satu bidang, belum tentu juga kita akan kaya dengan itu.
Passion yang kita punya baru akan berbuah secara finansial kalau dikembangkan menjadi skill agar dapat dihargai oleh dunia.
Bedanya apa sih dengan talenta?
- Talenta : Berdasar penjelasan Fellexandro Ruby dalam bukunya, Talenta ini adalah innate skills that youre born with. Kamu tidak minta, tidak pula mencari, tapi suaramu bagus dari lahir. Itulah talenta. Apakah itu passion? Belum tentu, karena suara bagus pun belum tentu suka untuk jadi penyanyi atau jadi apapun yang tampil di depan publik kan?
- Passion : Masih dari Fellexandro Ruby, passion ini merupakan what you love doing and what your’re good at. Passion ini biasanya berasal dari kecintaan terhadap satu bidang tertentu, tapi tidak berhenti di “suka”.
Kalau kata kak Ika Natassa :
Kalau kau punya kelancangan untuk menyebut itu passion, jangan cuma bilang kau suka melakukannya, tapi kau juga pengin untuk jadi yang terbaik dalam hal itu. Jangan tanggung
Nah sudah tahu kan passion itu apa dan bagaimana mestinya? Sekarang kita masuk ke Ikigai.
Apa Itu Ikigai?
Semua pada tahu dong ya kalau Ikigai ini dari bahasa Jepang? Nah, untuk orang Jepang, Ikigai ini tidak harus berkaitan dengan pekerjaan, karir, maupun uang.
Dalam buku You Do You karya Fellexandro Ruby, dikatakan bahwa ada sebuah survei oleh Central Research di Jepang yang menunjukkan 31% dari penduduknya yang mengaitkan Ikigai dengan pekerjaan.
Oleh karena itu Ikigai ini tidak melulu hidup dengan passion, namun Ikigai bisa berupa objek yang memberikan alasan untuk hidup. Seperti keluarga, anak, ataupun impian.
Ikigai bukan hanya soal apa yang mau kita lakukan dalam hidup (karir/pekerjaan/living) namun juga persoalan tentang kita mau menjadi siapa, menjadi manusia yang seperti apa (being).
Dalam bahasa Jepang, arti Ikigai lebih dekat dengan kata seikatsu. Jadi apa itu Ikigai? Kalau merujuk kembali pada arti kata dan hakikatnya, Ikigai bagi orang Jepang bisa berupa kebahagiaan-kebahagiaan kecil dalam keseharian yang dalam jangka panjang akan membuat hidup lebih bermakna. (www.bbc.com)
Ikigai tidak bisa begitu saja kita gunakan untuk menggantikan kata purpose, walaupun jika diartikan langsung ikigai adalah reason for being atau alasan untuk hidup. Cukup dekat memang dengan arti kata purpose, dan tidak mengapa juga jika diartikan demikian. Yang penting, kita tahu akarnya yaa.
Ikigai Diagram
Bagaimana perasan teman-teman ketika melihat pertama kali Ikigai Diagram seperti di atas? Merasa ada yang salah dengan hidup yang sedang kita jalani? Ngga apa-apa, wajar kok. Karena saya dulu juga demikian. Kita langsung akan berasumsi kalau harus memulai dari “what you love’ baru menemukan sisanya.
Mungkin karena terlalu lama dijejali soal passion, maka pikiran bawah sadar kita langsung ke arah sana.
Padahal tidak jarang juga kok saya melihat teman-teman yang berangkat dari what you can be paid for dan tetap bisa menemukan Ikigainya.
Saya tidak serta merta menjadi freelancer yang berhasil dan menghasilkan banyak uang dari tulisan. Saya pernah bekerja sebagai karyawan, saya juga pernah menjadi pebisnis level teri, juga pernah menjadi asisten dosen yang dibayar cukup untuk makan malam saja setiap hari dalam seminggu hingga kesehatan mata terganggu.
Yes, lesson learned. Teman-teman bisa memulai dari salah satu lingkaran yang manapun! Lalu perlahan tapi pasti mengisi lingkaran yang belum lengkap.
Dalam kasus saya, boleh banget lho berangkat dari what can I be paid for, dan akhirnya menemukan what I love, bersamaan dengan Im good at.
Jadi yang selama ini atas nama passion yang berpindah-pindah pekerjaan lalu berharap menemukan pencerahan, mungkin sudah waktunya kita untuk menggunakan peta Ikigai yang lebih lengkap. Yang lebih parah lagi, untuk yang mengira passion saja bisa memberi kita makan, wake up!
Passion baru bisa memberi kita makan kalau sudah diproses, diasah dan ditajamkan dengan waktu dan usaha sehingga menjadi skill yang berharga. Kalau kita punya perusahaan, apakah mau memperkerjakan orang yang passionate tapi skillnya biasa saja? Ngga kan?
Skill yang kita belum punya bisa dilatih sampai menjadi what im good at. Skill yang sudah kita kuasai belum tentu ‘what the world needs’. Belum tentu juga kita berada di industri yang menghargai skill tersebut dengan nilai tinggi.
Semoga artikel ini bermanfaat yaaa dan tidak membuatmu terburu-buru menemukan Ikigai versimu.