cara membuat batasan dengan orang lain
Self Development

Cara Membuat Batasan dengan Orang Lain, Step by Step by Terri Cole

Seperti yang ada di artikel sebelumnya, penting bagi kita sebagai makhluk sosial untuk menetapkan garis batas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Orang yang punya batasan, biasanya tahu apa yang ia lakukan untuk membahagiakan diri sendiri sebelum tanpa pikir panjang membahagiakan orang lain.

Lalu bagaimana cara membuat batasan dengan orang lain yang tidak bisa dilakukan oleh sebagian orang? Yuk simak bagaimana mengidentifikasi garis dasar batasan kita terlebih dahulu.

Memperjelas Garis Dasar Batasan Diri Sendiri

Sebenarnya komunikasi yang tidak efektif adalah pangkal dari permasalahan yang menyebabkan kita lemah dalam memnbuat batasan.

Kita harus mempertegas batasan untuk diri sendiri terlebih dahulu, yakni disebut batasan internal.

Batasan internal itu sendiri mengacu pada seberapa baik atau buruk kamu mengatur hubungan dengan diri sendiri.

Apakah kamu mendengarkan kebutuhanmu sendiri terlebih dahulu? Apakah kamu bertanggung jawab atas perilakumu? Untuk pertama kalinya dalam hidup, kita mungkin harus benar-benar memeriksa bagaimana hubungan kita dengan diri sendiri. Bahwa hubungan dengan diri sendiri itu benar-benar ada.

Artinya, memperhatikan dan memprioritaskan kebutuhan, preferensi, dan keinginan serta melakukan apa yang perlu kita lakukan untuk berhasil (berpegang teguh pada jadwal yang sudah kita susun, menolak undangan, tidak meninggalkan segalanya demi teman atau anggota keluarga yang terkena masalah).

cara menegaskan batasan dengan orang lain

Faktanya, kita harus tahu bahwa dalam mengubah pola batasan kita, kita harus belajar menyadari bahwa kita punya lebih banyak pilihan daripada yang kita sadari atau lakukan sampai saat ini.

Cara Membuat Garis Dasar Batasan

Untuk membantu memperjelas garis dasar batasanmu, cobalah baca pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dan centang semua yang sesuai denganmu :

  • Apakah mencoba membuat batasan dengan menyatakannya terus terang membuatmu cemas atau takut?
  • Ketika kamu membayar untuk suatu layanan, apakah kamu menghindari memberitahu jika kamu merasa tidak puas?
  • Apakah kamu cenderung terlalu lama mengabaikan preferensi atau kebutuhanmu dan kemudian meledak karena frustasi?
  • Apakah kamu memiliki ide-ide yang sangat spesifik tentang cara-cara melakukan banyak hal, dan sering merasa frustasi karena orang lain tidak mengerti?
  • Apakah kamu sering merasa sedih, marah, atau kesal karena orang tidak memahami atau menghormati batasanmu?
  • Apakah kamu sering takut atau menghindari berbicara jika kamu tidak setuju atau punya pendapat berbeda dari kelompok atau orang yang menjadi lawan bicaramu?
  • Pernahkah kamu menciptakan hubungan yang bermasalah karena tidak berbicara dengan jujur, mengungkapkan pilihanmu, atau berkata “tidak’?
  • Apakah kamu sering merasa tersinggung atau terdorong untuk mengoreksi perilaku orang lain?
  • Jika kamu merasa dikhianati, apakah kamu memilih menjauh dari orang tersebut daripada memulai pembicaraan yang sulit dengan mereka?
  • Jika teman atau keluarga memiliki masalah, apakah kamu terdorong untuk memberikan saran atau mencarikan solusi, meski mereka tidak minta bantuanmu?

Setiap pertanyaan tersebut di atas mengarah pada batasan yang berantakan, yang akan dapat menunjukkan area mana saja yang butuh diperbaiki saat kita melanjutkan perjalanan ini. So, coba catat jawabannya di buku jurnalmu, identifikasi mana yang memberatkanmu dan tidak membawamu pada tujuan hidup. Untuk kali ini, kamu harus jujur yaa!

Kalau dengan jawaban yang sudah terhimpun lalu teman-teman menyadari bahwa batasan tersebut buruk, maka yang harus kita garis bawahi di sini adalah persoalan : penyebabnya.

Karena menurut penelitian Terri Cole, psikiater yang fokus dalam penyelesaian masalah hubungan manusia, batasan yang tidak sehat tumbuh menjadi orang dewasa yang tidak mampu mengidentidikasi, memprioritaskan, atau mengkomunikasikan keinginan, kebutuhan atau bahkan preferensi pribadi.

Selengkapnya, teman-teman bisa berkonsultasi dengan team kami, dari themeaningfull.com.

Selain pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas, masih ada lagi beberapa pertanyaan yang harus teman-teman jawab juga terkait garis dasar sebuah batasan yang sudah teman-teman tentukan.

Cara Membuat Batasan dengan Orang Lain, Yuk Berlatih!

cara membuat batasan yang sehat

Terri Cole punya cara unik dalam menuangkan ide dan juga gagasannya terkait Boundary Boss ini, dan semuanya sangat bermanfaat untuk membangun pondasi keterampilan Boundary Boss kita secara bertahap. Sekecil apa pun itu, setiap pikiran atau tindakan baru adalah perkembangan yang signifikan.

Jadi kalau teman-teman belum bisa menetapkan batasan dengan orang lain, ada baiknya mengingat tiga hal berikut :

1. Mengingat selalu, perhatikan perasaanmu. 

Saat emosi muncul, coba sisihkan waktu untuk mengidentifikasinya satu per satu. Sadarilah bahwa emosi-emosi yang terlarang sejak masa kanak-kanak bisa lebih sulit diidentifikasi dan mungkin tampak seperti sesuatu yang lebih dapat diterima.

Gunakan kesadaranmu untuk mengenali dan menamai emosimu yang sebenarnya, lalu hargailah emosi tersebut.

2. Buat zona zen-mu sendiri

Latihan pertama adalah dengan menyiapkan ruang sakralmu sendiri sepanjang latihan menentukan batasan ini. Ruang tersebut mestinya digunakan untuk beristirahat, merenung, beribadah, menulis jurnal, dan menyelesaikan latihan integrasimu.

Hal ini akan membantumu untuk berkomitmen pada proses membuat batasan dengan orang lain.

3. Mulailah Meditasi/Merenung

Kalau di keilmuan psikologi Barat, meditasi menjadi salah satu langkah tepat untuk meningkatkan perhatian/fokus dan memperkuat kemampuan kita untuk hadir secara sadar pada saat ini.

Dalam Islam, meditasi bisa diganti dengan salat dengan khusyu, lalu duduk berdzikir serta memberikan kesempatan untuk diri sendiri agar bisa fokus.

Kenapa Sih Harus Menentukan Batasan dengan Orang Lain?

Menciptakan batasan yang sehat dengan orang lain dapat melindungi diri kita dari ancaman emosional dan menjaga martabat kita.

Batasan yang sehat dapat membantu kita menjalani kebenaran yang mendasar : kita adalah ratu untuk diri sendiri. Memperlakukan diri sendiri seperti ratu berarti meningkatkan kemampuan untuk mengetahui, menghormati, dan melindungi diri sendiri, alih-alih mengabaikan diri sendiri.

Hal ini penting karena cara kita menghargai dan memperlakukan diri sendiri menentukan standar untuk setiap hubungan lain dalam hidup kita.

Mungkin kita akan dicap judes, egois, atau konfrontatif karena punya batasan yang jelas dengan orang lain. Namun sesungguhnya memiliki batasan yang sehat membuat kita berani dan juga murah hati.

Semoga artikel ini bermanfaat ya!

 

Referensi :

Tips dan latihan menentukan batasan dari Terri Cole

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *