Yuk Kenali Perilaku Penghancur Batasan, Sang Perusak Kebahagiaan
Setelah teman-teman bersusah payah membangun batasan yang sehat, menerapkan do and donts agar batasan tersebut tetap terjaga, tentu saja bukan hal yang mudah untuk mempertahankannya.
Bagaimana perilaku penghancur batasan tersebut dan apa yang harus kita lakukan untuk menghindarinya adalah bahasan dalam artikel ini. Mungkin ini akan menjadi bahasan yang terakhir soal batasan yang sehat, atau mungkin juga bukan jika ada hal-hal yang penting untuk ditambahkan. Simak yuk!
Mengenali Perilaku Penghancur Batasan yang Sehat
Sebelumnya teman-teman mungkin bertanya-tanya, seperti apa sih orang yang menghancurkan batasan yang sehat itu?
Nah, yuk di sini kami beri contoh agar mendapatkan gambaran yang lebih lengkap dan menyeluruh.
Beberapa contoh perilaku yang dapat menghancurkan batasan sehat yang sudah susah payah kita bangun termasuk di antaranya:
- Pasangan cemburuan yang memulai pertengkaran konyol di malam penting. (Misalnya besok kamu harus melakukan presentasi penting di hadapan atasan, atau harus ujian, dan lainnya). Namun justru pasanganmu menyebutmu egois ketika kita tidak bisa berdiskusi karena ada hal penting yang harus diatasi keesokan harinya.
- Ibu yang otoriter dan berusaha untuk mengklaim pencapaianmu sebagai miliknya.
- Rekan kerja yang membenarkan tindakan buruk atau melanggar aturan.
- Bos yang melebihi batas karena selalu mengganggu waktumu di luar jam kerja.
Masih banyak lagi kategori yang mungkin bisa teman-teman perkirakan orang yang seperti apa pengganggu batasan tersebut. Intinya kalimat mereka selalu manis dan penuh kekuatan untuk mengubah pandangan kita.
Sebagai orang yang ahli memanipulasi, orang yang suka menghancurkan batasan orang lain menetapkan banyak aturan keterlibatan mereka. Lalu kemudian diharuskan diikuti oleh orang lain.
Cara-cara penghancur batasan yang sehat untuk memanipulasi sangatlah banyak, berikut adalah taktik paling berbahaya yang digunakan oleh Penghancur Batasan :
1. Memutarbalikkan Skrip
Penghancur batasan ahli banget dalam mengalihkan fokus dari diri mereka sendiri dan perilaku mencurigakan mereka. Memutarbalikkan skrip adalah pura-pura menjadikanmu sebagai obyek perhatian mereka terutama jika kamu sedang berbicara tentang perilaku buruk mereka.
Contohnya : “aku khawatir banget sama kamu. Kamu kelihatan sensitif lho akhir-akhir ini, ada apa sih?”
Padahal jelas dia yang melakukan kesalahan dan melanggar batasan yang sudah kamu tetapkan, namun justru dia juga yang menganggap kita “keluar dari jalur.”
Atau ketika mantan pacar menghubungi pasangan kita (yang sudah menikah) tengah malam, sesuatu yang sangat tidak wajar. Namun ia justru melimpahkan kesalahannya pada kita, seolah-olah kita yang salah karena tidak bisa menerima itu semua sebagai penghancur sebuah batasan yang sehat.
Ketika kita menyampaikan ketidaksukaan kita, ia justru menjawab: “Apa kamu ngga kasihan? Dia sakit kanker lho!”
Tentu saja penyakit mantan pacarnya itu bukan pilihan kita bukan? Yang menjadi perhatian kita adalah perasaan tentang panggilan telpon tengah malam tersebut. Namun dengan seenaknya ia memutarbalikkan skrip yang sudah berada di “rail” yang benar.
2. Gaslighting
Gaslighting adalah salah satu bentuk manipulasi yang paling merusak. Ia akan berusaha menabur benih keraguan pada individu yang ditargetkan agar pemegang kendali tetap ada pada dirinya.
Melalui gaslighting ini, penghancur batasan memiliki segudang penyangkalan yang gigih, penyesatan, kontradiksi, dan kebohongan yang semuanya digunakan untuk membuatmu mempertanyakan persepsi dan kewarasan diri sendiri.
Sehingga kita akan kembali mempertanyakan keyakinan dan realitas yang kita miliki.
3. Love Bombing
Love bombing adalah taktik lain yang biasa digunakan para pengidap narsisisme. Mereka menyanjung dan memuji-muji target mereka, memberi makan ego dan fantasi cinta sejati target sampai merela yakin korbannya terpikat.
Pada saat seperti ini, penghancur batasan jenis ini mulai menjadi sangat kritis, tidak setuju, dan bermusuhan dengan kita. Akhirnya ketidaksukaan berubah menjadi penolakan total, dan mereka membuangmu seakan kamu sampah masyarakat.
Love bombing juga dapat terjadi di konteks lain, seperti persahabatan maupun situasi profesional.
Semuanya mirip dengan pecandu yang mengejar sensasi terbang dan euforia dari mengkonsumsi narkoba, sampai-sampai merugikan segalanya. Tentu kita telah melihat siklus ini sampai berdampak pada kekerasan berkali-kali ya? Lalu bagaimana akhirnya? Semuanya berakhir buruk.
4. Tekanan Sosial
Pernah kan ada orang yang mengatakan seperti ini:
“Semua keluargaku setuju dalam hal ini denganku kok.”
Seolah-olah lawan bicaranya yang salah hanya karena kehidupan orang-orang di sekitarnya “katanya” mengiyakan apa yang ia perbuat. Memanipulasi, melakukan kekerasan, dan masih banyak lagi hal yang membuatnya melanggar batasan yang telah kita tentukan.
Apa yang Harus Dilakukan dengan Tukang Penghancur Batasan Ini?
Kalau menurut Terri Cole sih, amati perilaku mereka. Yes, amati apakah apa yang mereka lakukan senada dengan perkataannya?
Seperti kata pepatah, permintaan maaf terbaik adalah perubahan perilaku.
Maka jika mereka hanya mengatakan maaf tanpa diiringi dengan perubahan perilaku maka hal itu hanyalah kelanjutan dari manipulasi yang tengah mereka lancarkan.
Selain itu teman-teman juga harus mempertegas pada si penghancur batasan bahwa manipulasi dengan maksud untuk mengendalikan diri kita adalah tindakan yang salah dan tidak baik.
Maka berusahalah untuk mengembangkan dan memperkuat keyakinanmu pada intuisimu sendiri. Jika ada sesuatu yang terasa tidak enak, sakit, atau hal-hal yang membuatmu terhimpit, perhatikan dan segeralah berpikir bahwa hal tersebut terjadi karena tubuh kita dengan bijak menolaknya, dan itu tidak benar.
Bisa kan nolak? Bisa kan bersikap tegas? Harus bisa ya?
Semoga artikel ini bermanfaat untuk mempertahankan batasan sehat yang telah susah payah teman-teman upayakan untuk berdiri kokoh melindungi kebahagiaan diri sendiri.