cara menemukan jati diri
Self Development

Cara Menemukan Jati Diri, Jalani Hidup Penuh Arti

Kita pernah punya kegalauan dan keresahan yang sama. Perjalanan karir, hubungan asmara, bisnis, hingga keuangan. Kita semua pernah berada di posisi yang sama-sama tak stabil.

Aku stres banget nih Kak kerja kayak terpaksaa banget di kantorku yang sekarang. Ini tuh beneran yang aku mau ngga sih?

Aku sedang berada di tengah-tengah Quarter Life Crisis, please tolongin aku.

Memangnya umur 30 tahun harus udah bisa kayak si A ya?

Semua kegalauan dan keresahan serta proses menemukan jati diri seperti contoh tersebut di atas terjawab ketika kita bisa menjawab pertanyaan : Who Are You? Siapa diri kita sebenarnya? Namun bagaimana cara menemukan jati diri kita yang sebenarnya? Bagaimana kita bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang diri sendiri?

Langkah Menemukan Jati Diri

Beberapa guru dan juga responden yang pernah saya minta pendapatnya tentang bagaimana cara menemukan jati diri ini pernah memberikan sebuah tips :

  • Cobalah menemukan hal baru di luar zona zaman yang sedang kita jalani. Jangan pernah merasa terjebak di comfort zone yang akan membuat kita berhenti di tempat. Siapa tahu ada bakat yang kita miliki dan butuh diasah di luar sana. Intinya sih kita coba eksplorasi minat dan bakat kita dimana dengan keluar dari tempurung.
  • Cobalah bertemu dengan orang lain untuk tahu bagaimana kehidupan di luar sana. Ada orang yang sukses dan gagal dengan ceritanya masing-masing.
  • Beri waktu untuk diri sendiri.

Cara Menemukan Jati Diri dengan Mengenal Diri Sendiri

cara menemukan jati diri

Salah satu cara menemukan jati diri yang paling relevan dan bisa semua pertanyaan orang-orang tentang bagaimana cara menemukan jati diri dengan berbagai latar belakang keluarga, pendidikan, dan masih banyak lagi adalah dengan mengenal diri sendiri atau memahami diri sendiri.

Kenapa?

Karena prosesmu memahami diri, mengenal diri sendiri atau bahasa kerennya tuh self awareness ini menjadi sangat penting perannya di tengah gempuran media sosial yang seringkali membuat kita membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Seringkali kita dibuat lupa bahwa apa yang menjadi kesuksesan orang lain akan menjadi suksesnya kita nantinya.

Padahal belum tentu.

Ada hal-hal yang mungkin tidak bisa kita lihat di balik kesuksesan orang lain yang kita lihat di sosial media. Kerja keras mereka, bagaimana kebiasaan mereka menjaga kesehatan, menjaga konsistensi saat menjalankan passion-nya, atau mungkin musibah yang mungkin semua itu tidak bisa kita lalui.

Ada yang kerja 12 jam sehari, bahkan ada yang mengorbankan akhir pekannya untuk pekerjaan, lalu apakah kita semua rela dengan semua pengorbanan itu? Apa kita siap dengan semua tekanan itu?

Kita tidak akan membutuhkan handphone mahal karena memang kita bukan Youtuber maupun content creator yang hidupnya dari konten. Kita juga tidak akan membutuhkan koleksi tas yang mahal karena kita memang bukan kolektor yang sudah berinvestasi dimana-mana. Jadi, sampai sini sudahkah kita menemukan jati diri?

Meminjam kalimat dari Fellexandro Ruby : jawabannya ya tergantung.

Semakin kita memahami diri, semakin mudah kita menjawabnya.

  • Orang seperti apakah kita ketika menerima sebuah informasi? Apakah tipe pendengar? Tipe kinestetik? Atau tipe yang suka menuliskan ulang kembali pelajaran-pelajaran baru yang kita dapat?
  • Bagaimana kita berpikir tentang sebuah kebenaran? Apakah kita termasuk yang percaya dengan pendapat pribadi dan mengesampingkan pendapat orang lain? Apakah kita selalu menganggap benar pendapat mayoritas? Apakah kita mempercayai hal-hal yang sudah dibuktikan kebenarannya secara ilmiah?
  • Kapan kita bisa berpikir dan bekerja dengan efektif?
  • Sebaik apa kita bisa mengatur fokus saat bekerja maupun berkarya?
  • Sebaik apa kita bisa mengatur waktu untuk belajar, bermain sosial media, berkarya, hingga meluangkan waktu untuk keluarga?
  • Sedalam apa kita mengetahui value diri sendiri?

Setelah tahu nilai-nilai yang ada dalam diri sendiri seperti penjelasan di atas, kita tidak akan lagi sibuk membandingkan pencapaian diri sendiri dengan pencapaian orang lain. 

Simple, karena kita tahu apa yang kita miliki, value apa yang kita punya, dan semua orang pasti berbeda-beda, dan itu tak mengapa. Jadi kita tidak akan sibuk mengurus orang lain karena sudah sangat sibuk menelaah diri sendiri, mengembangkan potensi, memperluas koneksi dan menghasilkan karya yang penuh arti.

Simple ya? Tentu. Semoga saja cara menemukan jati diri ini bisa bermanfaat untuk teman-teman yang sedang galau dengan berbagai macam persoalan dalam hidup. Yang perlu diingat adalah pahami diri sendiri agar bisa menemukan jati diri. Jangan memahami orang lain, jangan pula menjadikan standar sukses yang orang lain miliki.

Allah menciptakan kita dengan rupa, warna kulit, bentuk rambut, bahkan sifat dan kemampuan yang berbeda-beda. Setiap manusia itu unik. Oleh karena itu yuk kita coba mengenal diri sendiri dengan menggali potensi yang mungkin sampai saat ini belum terwadahi, mencoba meraba apa yang sebenarnya kita sukai, apa pekerjaan yang membuat kita bahagia saat mengerjakannya atau kita bahagia saat melakukan pekerjaan itu, dan masih banyak lagi.

Yuk kenali diri sendiri agar hidup yang kita jalani saat ini menjadi penuh arti.

 

Referensi : You Do You, Fellexandro Ruby

Baca juga artikel lainnya tentang pengembangan diri dan kesehatan mental di sini yuk!

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *