mana pola asuh yang benar?
Keluarga

Mana Pola Asuh Yang Benar? Yuk Kenali Pola Asuh dan Dampaknya Pada Perkembangan Anak

Padahal saya tuh udah kasih apa saja buat dia, tapi kok rasanya dia ngga bisa terbuka sama saya ya Mbak? Saya inginnya kalau ada apa-apa dia cerita ke saya, bukan ke orang lain.

Pernah mendengar keluhan seorang Ibu atau Ayah yang seperti itu? Sering ya sepertinya?

Bagaimana seorang anak bisa terbuka pada orang tuanya, bagaimana ia bisa punya kepekaan sosial, dan hal-hal yang mungkin kita lihat selama pertumbuhan dan perkembangannya menunjukkan karakter dari dalam dirinya merupakan hasil dari pola asuh yang kita berikan sebagai orang tua.

Oleh karena itu penting untuk memahami bagaimana pola asuh yang benar dan cocok untuk diterapkan pada anak-anak kita. Simak yuk!

Apa Itu Pola Asuh?

Pola asuh atau pengasuhan merupakan suatu proses tindakan dan interaksi antara orang tua dan anak. Pengasuhan tidak akan berjalan satu arah ketika orang tua mampu memberikan perhatian yang dibutuhkan oleh anak dalam mengantarkan anak ke tahap dewasa.

Pada dasarnya, setiap orang tua memiliki cara masing-masing dalam mengasuh sang buah hati. Cara tersebut seringkali tergambar melalui pola asuh yang diberikan orang tua untuk anak.

Bagaimanapun cara orang tua dalam mengasuh tentu saja dengan tujuan agar anak mampu tumbuh dan berkembang dengan baik, dalam hal fisik, psikologis, maupun sosial. Pola asuh orang tua, tentu saja berpengaruh dalam kehidupan anak. Apa saja sih jenis-jenis pola asuh yang biasanya diterapkan oleh orang tua?

Sobat minfull mungkin sudah tidak asing dengan 4 jenis pola asuh ini, namun tahukah bahwa masing-masing dari pola asuh tersebut memiliki dampak tersendiri bagi anak? Yuk simak selengkapnya!

4 Jenis Pola Asuh, Mana Pola Asuh Yang Benar?

1. Pola Asuh Otoritatif

Pola asuh ini biasanya diterapkan oleh orang tua dengan cara menyediakan lingkungan rumah yang penuh kasih dan sikap yang suportif bagi anak. Orang tua selalu menerapkan ekspektasi dan standar yang tinggi dalam berperilaku. Namun dengan berbagai penjelasan mengapa beberapa perilaku dapat diterima dan tidak dapat diterima.

Selain itu orang tua juga melibatkan anak dalam proses pengambilan keputusan dalam keluarga. Saat anak beranjak dewasa, tahap demi tahap orang tua secara perlahan melonggarkan batasan-batasannya terhadap anak. Dengan menerapkan pola asuh tersebut, anak cenderung akan merasa gembira, percaya diri, dan tumbuh dalam diri anak rasa ingin tahu yang sehat. Selain itu, anak terlatih untuk mandiri dan tidak bergantung pada orang tua.

Anak juga akan tumbuh dengan sikap kontrol diri yang baik dan selalu menghargai kebutuhan-kebutuhan orang lain, sehingga cenderung mudah disukai dalam lingkungan sosialnya.

2. Pola Asuh Otoritarian

Otoritarian merupakan pola asuh orang tua yang lebih jarang menampilkan kehangatan emosional. Selalu menerapkan ekspektasi yang tinggi terhadap anak namun tidak mempertimbangkan kebutuhan anak.

Orang tua mengharapkan anak untuk memenuhi berbagai peraturan yang ditegakkan tanpa menjelaskan apa maksud dari peraturan tersebut. Selain itu, orang tua tidak memberikan keleluasaan bagi anak untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan dalam keluarga. Hal tersebut berpengaruh pada diri anak, sehingga anak cenderung tidak bahagia, memiliki rasa cemas dan percaya diri yang rendah.

Kurang inisiatif dan sering kali bergantung pada orang tuanya. Anak cenderung kurang terampil dalam lingkungan sosialnya.

3. Pola Asuh Permisif

Pola asuh ini diterapkan orang tua seperti menyediakan lingkungan rumah yang hangat, penuh kasih, dan suportif. Berbeda dengan dua pola asuh sebelumnya, pola asuh permisif menerapkan sedikit ekspektasi berperilaku bagi anak. Ketika anak berperilaku tidak tepat, orang tua jarang memberikan hukuman.

Anak biasanya diberikan kebebasan dalam mengambil keputusan secara mandiri. Namun, pola asuh ini akan membentuk anak menjadi pribadi yang egois, memiliki motivasi yang rendah, serta menuntut perhatian dari orang lain. Anak cenderung tidak patuh dan impulsif.

4. Pola Asuh Acuh Tak Acuh

Orang tua biasanya menerapkan sedikit dukungan emosional terhadap anak, bahkan tidak sama sekali. Menerapkan sedikit ekspektasi pada anak dalam hal berperilaku. Pola asuh seperti ini sering kali diterapkan oleh orang tua yang sibuk dengan urusannya sendiri sehingga kurang menunjukkan minat dalam kehidupan anak.

Hal tersebut berpengaruh pada anak, membangun pribadi anak menjadi tidak patuh serta banyak menuntut. Selain itu, anak memiliki kontrol diri yang rendah dan sulit dalam mengelola perasaan frustasi. Anak juga kurang memiliki gambaran jangka panjang untuk kehidupannya sendiri.

Nah, kalau teman-teman menerapkan pola asuh yang mana nih? Atau mendapatkan pola asuh yang seperti apa? Bagikan pengalamanmu di kolom komentar ya nanti!

mana pola asuh yang benar?

 

3 Hal yang Berkontribusi dalam Pengasuhan

Peran anak

Setiap anak memiliki hak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal di setiap fase kehidupannya. Anak lahir dengan ketidakmatangan fisik yang ia miliki, dengan itu anak membutuhkan perhatian orang tua dalam memenuhi kebutuhan fisik seperti makanan, pakaian, tempat tinggal dan kehangatan, serta kebutuhan sosialnya. Hal tersebut diberikan untuk jangka waktu yang panjang bagi anak sehingga ia mampu bertahan hidup.

Peran orang tua

Nah di sini orang tua berperan penting dalam memberikan perhatian. Perhatian tersebut dapat berupa interaksi langsung dan tidak langsung. Interaksi langsung ditunjukkan oleh orang tua dengan cara memberi makan, mengajari anak, serta bermain dengan anak.

Interaksi tidak langsung seperti memberikan nasihat pada anak dalam kehidupan bermasyarakat dengan memastikan pendidikan yang baik bagi anak. Baik itu di sekolah maupun sepulang sekolah.

Pengasuhan diberikan oleh orang tua kepada anak dengan cara melindungi dan membimbing anak dari bayi hingga tahap dewasa. Tanggung jawab dan perhatian yang diberikan oleh orang tua terhadap anak yaitu :

  • Kasih sayang kepada anak serta membentuk hubungan baik dengan anak yang terus berlangsung
  • Memenuhi kebutuhan material anak seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal
  • Disiplin yang bertanggung jawab, menghindarkan dari kecelakaan dan kritikan yang pedas serta hukuman fisik yang berbahaya.
  • Pendidikan intelektual dan moral
  • Persiapan untuk bertanggung jawab sebagai orang dewasa
  • Mempertanggungjawabkan tindakan anak pada masyarakat luas
  • Menjadi contoh yang baik bagi anak

Peran masyarakat

Anak merupakan bagian dari keluarga, dan keluarga adalah bagian dari masyarakat berupa lingkungan bertetangga serta komunitas atau organisasi di lingkungan masyarakat. Peran masyarakat tentu saja memberikan acuan serta nilai untuk anak dalam berperilaku dan bertindak.

Pengasuhan yang mencakup anak, orang tua, dan masyarakat tentu saja memiliki pengaruh tersendiri bagi anak tumbuh dan berkembang secara optimal.

Seberapa Pentingkah Orang Tua Dalam Kehidupan Anak? Yuk Terapkan Pola Asuh Yang Benar!

  • Memberikan lingkungan yang protektif seperti perubahan positif dalam fungsi intelektual dan sosial emosional anak yang berusia antara 4 sampai dengan 13 tahun, yang mencakup perasaan yang baik dalam diri ibu sehingga mampu memberikan komentar-komentar yang positif terhadap anak, juga mengajarkan anak untuk berpikiran dan melakukan refleksi serta membuat keputusan. 
  • Memberikan pengalaman yang membawa pada pertumbuhan dan potensi maksimal melalui pengasuhan yang terampil agar anak mampu mencapai titik maksimalnya seperti dalam hal tinggi badan, dan perkembangan intelektual
  • Orang tua sebagai penasihat

Dalam mencapai tumbuh kembang anak yang optimal, orang tua memberikan arahan pada anak, memberikan dukungan serta dorongan pada anak, serta mengajarkan anak mengenai etika, kerja keras, dan melakukan hal terbaik sesuai dengan kemampuan diri anak.

Tidak hanya itu, dukungan yang diberikan pada anak bukan sekedar arahan dan sejenisnya, tetapi juga dukungan secara langsung seperti menghadiri perlombaan, pertunjukkan, atau pertemuan yang berkaitan dengan kegiatan sang anak.

Dukungan serta pendampingan orang tua sangat berkontribusi terhadap tercapainya perkembangan anak secara optimal, juga dapat membantu anak dalam menghadapi kesulitan khusus ataupun dalam mengembangkan potensi dan bakat yang dimiliki oleh anak.

 

Author: Wara Olty Namzah A, S.PSi – Co Founder  (saat ini tengah menyelesaikan studi Master Peminatan Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental)

Editor: JihanMaw

 

Referensi

Brooks, J. (2011). The Process of Parenting. Pustaka Pelajar.

Ormrod, J. E. (2008). Psikologi Pendidikan. Erlangga.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *