Katanya Cinta, Tapi Kok Berantem Terus? Kenapa?
Konflik dalam sebuah hubungan merupakan suatu hal yang sangat wajar. Mengapa? Karena dengan adanya konflik, pasangan akan belajar untuk mengerti satu sama lain dan lebih menghargai hubungan yang ada saat ini. Namun, kadang ada masalah yang engga kelar-kelar seperti ada di sebuah lingkaran setan? Mengapa? Mari kita cari tahu lebih lanjut.
Kapan Terjadi Konflik?
Konflik merupakan pertikaian atau permasalahan yang bisa terjadi dari hubungan dua orang atau lebih. Sering kali konflik pada pasangan terjadi ketika pasangan tidak memiliki pandangan yang sama terkait suatu permasalahan atau salah satu pihak merasa tersakiti.
Kali ini kita spesifikkan dengan hubungan romantis atau percintaan dulu ya. Pasti sebagai pasangan entah itu pacar, suami/istri, hts, atau hubungan romantis lainnya muncul konflik ini.
At the end of the day, secinta-cintanya kita sama pasangan kita, kita harus paham bahwa menyatukan dua orang dengan latar belakang yang berbeda pasti akan terdapat perbedaan dalam pola pikir, perasaan, perilaku, dan kebiasaan.
Iya engga? Kadang kita engga suka sama sikap pasangan misalnya dia egois, keras kepala, tidak dapat diajak berdiskusi, merokok, dan masalah lainnya.
Kemudian ketika terjadi peristiwa pemicu kita pasti akan berusaha untuk menyelesaikannya. Namun tentunya kita gak bisa dong memaksakan apa yang kita mau terus menerus kepasangan kita? Dan dia ga bisa juga dong buat terus menerus menerima kritik?
Nah, saat itulah terjadi konflik. Namun, tanpa kita sadari terdapat salah satu hal yang menyebabkan kebanyakan konflik antar pasangan. Apa saja itu?
Katanya Cinta? Tapi Kok Berantem? Menyelami tentang Cinta dan Kebutuhan
Cinta. Kita tahu bahwa yang menyatukan pasangan pastinya adalah cinta. Kamu bertahan dengan pasangan kamu saat ini karena adanya cinta yang seolah olah meruntuhkan semua logika kamu.
Nah, tapi apakah cinta saja akan cukup untuk bertahan? Sama seperti halnya api unggun, apabila tidak ditambahkan kayu atau minyak, api tersebut akan mati. Cinta mirip dengan hal tersebut.
Apabila seorang pasangan hanya mengandalkan cinta saja tapi tidak pernah berusaha atau berjuang dalam hubungan tersebut, pasti cinta tersebut juga akan hilang. Yaa paling 3 bulan awal masih fine lah. Tapi setelah itu? Berarti kita butuh bahan bakar untuk mempertahankan api cintanya dong ya.
Apa sih bahan bakarnya? Nah sebagai manusia kita memiliki yang namanya need atau kebutuhan. Kebutuhan merupakan keinginan manusia yang harus dipenuhi, demi tercapainya kepuasan rohani maupun jasmani untuk keberlangsungan hidupnya.
Kebutuhan yang dimiliki pasti harus dipenuhi. Disinilah biasanya terjadinya permasalahan dalam hubungan. Ketika suatu kebutuhan dari pasangan tidak dipenuhi, maka disitu terjadilah konflik. Sebelum kita bahas lebih lanjut, kita bahas dulu terkait dengan love language atau bahasa cinta.
Love Language Atau Bahasa Cinta
Love language merupakan bahasa yang kita berikan untuk menunjukkan rasa cinta kita. Terdapat 5 love language yakni act of service, physical touch, word of affirmation, receiving gifts, dan quality time. Setiap orang memiliki 5 bahasa cinta itu namun tiap-tiap orang memiliki besaran yang berbeda di tiap-tiap bahasa cintanya.
- Act of service terjadi ketika seseorang melakukan pelayanan kepada orang lain semisal mengambilkan suatu barang, membukakan pintu mobil, atau membantu orang lain tanpa diminta.
- Physical touch memberikan cinta dengan memberikan sentuhan kepada orang lain seperti memeluk, membelai rambut, dan lainnya.
- Word of affirmation menunjukkan rasa cintanya dengan kata-kata manis yang membuat orang lain senang seperti mengatakan “kamu cantik”, “terimakasih sudah ada di sisiku” dan lain sebagainya.
- Receiving gifts akan merasa senang dengan menerima hadiah dari orang lain.
- Quality time akan bahagia ketika menghabiskan waktu dengan pasangan.
Love language dan Konflik Pada Pasangan
Apa sih hubungan antar konflik dan love language? Sekarang coba teman-teman pikirkan saat-saat dimana terjadi konflik. Konflik terjadi karena kita merasa bahwa kebutuhan kita tidak terpenuhi.
Kebutuhan apa? Tergantung pada love language kita. Coba kita pikirkan bareng-bareng. Semisal kita memiliki love language word of affirmation.
Namun pasangan kita sangat jarang memuji kita, memberikan kata-kata manis pada kita, pasti kita marah dong? Nah hal tersebut bisa jadi konflik. Atau contoh lain, kita memiliki love language quality time. Tapi pasangan kita sangat jarang memberi waktu pada kita.
Apa yang terjadi? Pasti berantem. Ini yang harus kita analisis ketika berada dalam sebuah hubungan. Pahamilah satu sama lain kebutuhan apa yang dibutuhkan oleh pasangan kita.
Penuhi hal tersebut dan apabila belum bisa memenuhi, komunikasikan dengan baik. Kita hanya perlu rasa saling pengertian dalam mempertahankan sebuah hubungan. Apabila beneran sayang tunjukkan usaha kalian dalam hubungan tersebut dengan memenuhi kebutuhan satu sama lain.
Semoga artikel ini bermanfaat ya! Baca juga artikel lain tentang hubungan antar personal di sini.
Author: Kresna Hadi Soetjipto, S.Psi
Editor: Jihanmaw