Mengenal Lebih Jauh Si Multipotentialite, Bolehkah Menjadi Multipotentialite?
Masih berkaitan dengan perjalanan menemukan Ikigai, kita akan mengenal orang-orang yang punya irisan diagram Ikigai yang begitu besar dengan hal-hal lain di sekitarnya. Dalam artikel ini kita akan bahas tentang seseorang yang punya potensi besar dan biasa disebut Si Multipotentialite. Apakah itu kamu?
Berkenalan dengan Si Multipotentialite
Orang-orang ini adalah orang-orang yang “aneh”. Orang-orang yang sulit kita masukkan ke dalam satu kotak tertentu untuk mewakili profesi mereka.
Jika ada orang yang menanyakan, “What do you do?” mereka akan kesulitan menjawab. Bukan karena belum menemukan tujuan hidup, sama sekali bukan! Justru karena ia telah menemukan tujuan hidupnya, dan ia punya banyak jawaban.
Ia kesulitan mengemukakan jawabannya, karena dunia mengharapkan satu jawaban, sementara orang-orang dengan Multipotentialite ini adalah orang-orang yang nyaman mengerjakan berbagai macam role dalam hidupnya.
Mereka adalah orang-orang yang percaya bahwa hidup bukan pilihan ganda atau satu pilihan jawaban benar saja.
Orang-orang dengan Multipotentialite
Sebenarnya mungkin ada banyak sekali orang-orang Multipotentialite, namun yang saya ketahui dan bisa saya tuliskan di sini di antaranya orang-orang yang mungkin sudah teman-teman kenal, seperti :
- Dr. Bob Childs sebagai seorang pembuat biola sekaligus Psikolog
- Jack Conte yakni seorang CEO Patreon dan juga Musisi
- Leonardo Da Vinci adalah seorang seniman, ahli matematika, penemu dan juga penulis
- Ika Natassa yang kita kenal sebagai seorang penuls, beliau juga seorang bankir
- Tompi adalah seorang dokter bedah plastik sekaligus musisi
Mungkin masih banyak orang-orang yang punya multipotensi.
Begitu juga saat kita SD lalu ditanya, “Nanti besar mau jadi apa Nak?” Pertanyaan itu akan membuat kita merasa bersalah menjawab lebih dari satu. Karena memang kita dibesarkan dengan pemahaman cita-cita yang terlalu diromantisasi hehehe..
Seolah-olah ada satu apnggilan hidup mulia yang harus kita cari sampai ketemu. Seolah-olah orang-orang seperti di atas adalah aneh dan tak lazim, atau mungkin tidak bisa kita lakukan. Padahal siapa bilang ngga bisa?
Kalau kata Fellexandro Ruby sih,
Why not? Kenapa kita harus mengotakkan diri kita dalam satu bidang saja?
Bagaimana jika kita mengerjakan banyak hal karena memang kita suka itu semua? Kalau seorang Multipotentialite dipaksa untuk mengerjakan satu hal saja, bisa jadi ia akan depresi berat.
Kalau di antara teman-teman merasakan hal yang sama, teman-teman ngga aneh kok. Bisa jadi kamu adalah seorang Multipotentialite.
Ini istilah baru, tapi sebenarnya generasi sebelumnya sudah punya sebutannya versi mereka, seperti : renaissance people, scanners.
Perbedaan Multipotentialite dengan Generalis
Saya pernah menuliskan artikel tentang generalis ini, teman-teman bisa membacanya terlebih dahulu ya.
Nah, kalau semuanya kita suka nih Kak, lalu semuanya ingin kita kuasai, apakah mungkin kita ini adalah seorang generalis yang akhirnya tidak bisa menguasai semuanya kecuali hanya permukaanya saja?
Menjadi multipotentialite berbeda dengan menjadi generalis ya bestie. Kalau generalis ini dia lebih condong ke arah master of none. Sedangkan Multipotentialite lebih condong ke M-shapped people, orang-orang yang punya spesialisasi di beberapa hal yang berbeda, dan itu tidak salah.
Kelebihan Orang-Orang dengan Multipotentialite
Menurut Emilie Wapnick, yakni si pencetus kata-kata Multipotentialite itu sendiri, ada banyak kelebihan dari seorang yang memiliki multipotensi. Di antaranya seperti :
- Idea Synthesis : kemampuan untuk mengkombinasikan dua hal atau lebih. Kemampuan untuk connect the dots dan melahirkan sesuatu yang baru. Multipotentialite ini kebanyakan punya latar belakang yang beragam, sehingga mereka lebih mudah untuk membuat irisan-irisan terhadap beragam hal yang terlihat tidak lazim bagi orang biasa. Meskipun ada juga yang irisan-irisannya datang dari potensinya sendiri.
- Adaptability : merupakan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan berbagai role yang berbeda dalam situasi yang berbeda. Ini merupakan skill nomor satu menurut Fast Company yang dibutuhkan untuk menjadi pemenang di dunia yang semakin cepat berubah seperti saat ini.
- Rapid learning : merupakan kemampuan untuk menyerap ilmu baru dengan cepat ketika si Multipotentialite tertarik dengan sebuah bidang. Bagi Multipotentialite, menjadi pemula dalam suatu hal baru adalah hal biasa. Karena mereka sudah sering melewati fase yang sama dengan begitu banyak eksperimen. Ditambah lagi, ada banyak skill yang dapat diterapkan di bidang dan industri lain.
Kalau melihat perkembangan dunia kita saat ini, memang orang-orang dengan Multipotentialite inilah yang sangat dibutuhkan. Bayangkan ada begitu banyak macam masalah dan isu yang kompleks hadir bak tsunami dalam hidup kita.
Solusinya pun membutuhkans solusi yang multidimensi. Sehingga apa yang kita kerjakan sebagai salah satu upaya untuk menyelesaikan masalah juga bisa menjadi solusi di masalah yang lainnya yang beririsan.
Kehadiran orang-orang Multipotentialite ini menjadi angin sejuk bagi sebuah tim atau komunitas mana pun yang ingin menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dunia kita saat ini.
So, bolehkah menjadi Multipotentialite? Sudah tahu kan jawabannya?
Untuk teman-teman yang ingin lebih mengenal diri sendiri dengan bimbingan Psikolog atau ingin mengenal potensi yang dimiliki dengan bimbingan dari ahlinya, boleh banget kontak themeaningfull.com ya!
Semoga artikel ini bermanfaat!