Ekstrovert dan Introvert, Mana yang Lebih Rentan Mengalami Depresi?
Sobat Minfull, sebelumnya kita sudah membahas beberapa topik, di antaranya topik mengenai depresi dan tipe kepribadian ekstrovert dan introvert. Kalau kita kaitkan, tipe kepribadian mana sih yang paling rentan mengalami depresi? Benarkah orang-orang introvert lebih rentan mengalami depresi dibanding orang-orang ekstrovert? Ada penelitiannya ngga sih? Yuk simak yuk!
Mana yang Lebih Rentan Mengalami Depresi? Ekstrovert atau Introvert?
Secara umum, kepribadian introvert merupakan kepribadian yang mengarah pada pengalaman subjektif. Pikirannya berpusat pada diri sendiri dan lebih mementingkan kehidupan yang privat. Orang dengan kepribadian ini, cenderung tenang, lebih hati-hati, pemalu, dan suka introspeksi.
Sering kali mereka lebih menjaga jarak dengan orang lain, kecuali dengan teman dekatnya atau orang-orang yang mereka percaya. Sedangkan ekstrovert merupakan pribadi yang mengarah pada pengalaman objektif, perhatiannya terpusat pada dunia luar, sering kali berinteraksi dengan orang di sekitarnya. Mereka sangat aktif, ramah dan santai serta tertarik dengan dunia luar [1].
Hans J. Eysenck merupakan salah satu tokoh Psikologi yang mengatakan bahwa orang dengan tipe kepribadian ekstrovert cenderung memperlihatkan gejala histeris yang ditandai oleh mudahnya mengeluarkan emosi yang meluap-luap. Sedangkan orang dengan tipe kepribadian introvert cenderung mengembangkan gejala-gejala ketakutan dan depresi yang ditandai oleh mudah tersinggung [2].
Dapat kita ketahui bahwa orang dengan tipe kepribadian introvert lebih memilih untuk memendam permasalahan yang ia alami daripada meluapkannya. Para introvert sering kali menghabiskan waktu untuk memikirkan dan mengkritik diri sendiri setiap melakukan kesalahan.
Hal tersebut memicu mereka merasakan beban psikologis sehingga dapat menimbulkan kecemasan hingga depresi. Berbeda dengan orang yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert yang cenderung menceritakan masalah yang mereka alami ke orang lain, sehingga mudah bagi mereka menemukan solusi dari permasalahan yang mereka hadapi. Memiliki sifat yang terbuka, membuat para ekstrovert jarang merasakan cemas ketika menghadapi masalah.
Penelitian menunjukkan adanya perbedaan tingkat depresi pada introvert dan ekstrovert. Introvert memiliki tingkat depresi yang lebih tinggi dari pada ekstrovert. Menurut Manovia, faktor yang mempengaruhi hal tersebut di antaranya :
- Orang dengan kepribadian introvert lebih memilih untuk tidak mengungkapkan perasaannya kepada orang lain. Mereka sangat selektif dalam menceritakan permasalahannya. Sehingga apa yang mereka rasakan sering kali hanya terpendam. Sulit bagi mereka untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya. Hal tersebut yang sering kali membuat para introvert rentan mengalami depresi, karna menghadapi masalah tidak dengan bantuan orang lain.
- Berpikir secara mendalam dan berlebihan, sering kali orang dengan kepribadian introvert menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan permasalahan yang mereka alami. Terlalu lama merenungi dan memikirkan jalan keluarnya, menjadikan hal tersebut sebagai beban yang membuat mereka rentan mengalami stres bahkan berujung depresi.
Nah, untuk menghindari hal tersebut, ketika menghadapi suatu permasalahan, sobat minfull yang memiliki tipe kepribadian introvert diharapkan mampu untuk menuangkan perasaan serta pikiran agar tidak terpendam ya.
Baik itu melalui cerita kepada orang-orang terdekat ataupun dapat menyalurkan ke hal yang lebih positif seperti menulis, membaca, bernyanyi, mendengarkan lagu atau hal lainnya yang dirasa mampu menenangkan hati sobat minfull.
Bicara mengenai 2 tipe kepribadian tersebut tentu saja ada kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Namun perlu diingat, bahwa hanya sedikit manusia yang benar-benar introvert ataupun ekstrovert. Intinya, manusia pada umumnya dipengaruhi oleh lingkungannya ataupun dalam dirinya secara bersamaan.
Artinya, apapun yang kita lakukan juga tidak terlepas dari bagaimana penilaian kita terhadap lingkungan kita.
Orang yang sehat secara psikis adalah orang yang mencapai keseimbangan antara dua sikap itu, merasa sama-sama aman dengan dunia luar dan dalam dirinya [2].
Sudah bisa memahami kan mana yang lebih rentan mengalami depresi? Sehat-sehat ya sobat MinFull!
Author: Wara Olty Nazmah, S.PSi
Referensi
[1] J. Feist, Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika, 2014.
[2] Alwisol, Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press, 2022.
[3] W. Manovia, “PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI BERDASARKAN TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT PADA MAHASISWA TINGKAT I FAKULTAS KEDOKTERAN UNS,” 2011.