Cara Membuat Anak Lebih Tertarik Untuk Belajar
Kenapa ya Bu anak saya itu kok susah banget kalau disuruh belajar? Padahal sudah baligh. Tapi keinginan untuk belajar itu ngga ada.
Kenapa ya Bu anak saya ngga betah kalau disuruh fokus belajar beberapa jam saja? Apa yang salah ya? Di sekolah juga nilainya memburuk.
Keluhan-keluhan seperti di atas adalah keluhan yang wajar dialami oleh para orangtua di mana pun berada. Tidak hanya orangtua yang abai, bahkan orangtua yang perhatian sekalipun pasti juga pernah mengalami fase dimana anak-anak “tidak ingin belajar”.
Sehingga menjadi PR kita bersama untuk mencari tahu bagaimana cara membuat anak lebih tertarik untuk belajar? Bagaimana cara membuat anak punya inisiatif untuk belajar?
Berikut adalah beberapa cara membuat anak lebih tertarik untuk belajar dari beragam versi. Simak yuk!
Cara Membuat Anak Lebih Tertarik Untuk Belajar
1. Buat Relevansi Pelajaran Sekolah dengan Kehidupan Sehari-harinya
Anak yang cenderung tidak menyukai pelajaran sekolah bisa jadi karena berpikir bahwa pelajaran tersebut tidak ada relevansinya dengan kehidupannya.
Nah sebagai orangtua, kini saatnya kita membantu anak-anak memahami pelajaran di sekolah dengan melihat hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-harinya.
Misalnya saja mengajak anak-anak sejak kecil untuk berkebun dan kita bisa sambil mengajaknya untuk belajar soal Biologi seperti jenis flora. Apakah termasuk tumbuhan monokotil atau dikotil? Bagaimana cara merawatnya, dan lain sebagainya.
Sebagai orangtua kita juga bisa mengajaknya berhitung sejak dini dengan mengajaknya bermain peran sebagai pembeli dan penjual. Mengenalkan padanya tentang mata uang, dan masih banyak lagi disiplin ilmu yang bisa kita hubungkan dengan kegiatan sehari-hari.
3. Mengaitkan Pelajaran dengan Minat Anak
Katakanlah anak kita suka bermain bola, maka kaitkan pelajaran di sekolah dengan memulai pertanyaan terkaitnya minatnya ya.
Misalnya saja tim sepakbola negara mana yang ia suka. Setelah itu kita sebagai orangtua bisa berlanjut pada pertanyaan di benua mana tim sepakbola tersebut berada? Apa Ibukotanya? Apa kekayaan alam yang menonjol di negara tersebut? Tuh kan, orangtua bisa mengajarkan Geografi pada anak.
4. Belajar dari Alam
Sebagaimana yang dicontohkan sebelumnya, belajar dari hal-hal di sekitar kita menjadikan pembelajaran jauh lebih menyenangkan.
Misalnya saja ketika sedang di pantai, orangtua bisa mengajak anak mengenali dari mana arah datangnya angin. Dengan begitu, orangtua bisa membantu anak untuk mengenali perbedaan angin darat dan angin laut serta kapan terjadinya.
Tidak hanya itu, ketika melihat bulan misalnya. Apa yang terjadi ketika bulan setengah, bulan sabit, hingga bulan purnama? Kita juga bisa menjelaskan tentang apa itu bulan, apa itu bintang dan apa yang terjadi ketika malam datang? Apakah matahari tetap ada?
5. Libatkan Anak Dalam Membuat Rencana Keuangannya
Sejak anak saya masuk TK, ia sudah belajar tentang konsep menabung dan kapan ia bisa membeli sesuatu dari hasil tabungannya. Meskipun belum paham berapa banyak uang yang ia kumpulkan, tapi hal tersebut menjadi pembelajaran tersendiri tentang rencana keuangan.
Selain itu, sebagai orangtua kita juga bisa membuat strategi untuk memberikan uang saku bulanan pada anak ketika nanti ia sudah mulai menginjak masa remaja. Orangtua bisa meminta anak untuk membuat sendiri perencanaan keuangannya.
Lalu ajarkan ia membuat laporan keuangan sendiri. Nah, dengan begitu secara tidak langsung kita sebagai orangtua bisa mengajarkannya berhitung, akuntansi dan juga beberapa prinsip ekonomi lainnya pada anak.
Menarik kan?
6. Ajak Anak Berbelanja
Ketika mengajak anak untuk berbelanja, sering-seringlah memintanya juga untuk ikut menghitung.
Misalnya saja harga 1 kg gula Rp 13.000, maka berapa uang yang dibutuhkan untuk bisa membawa pulang 3 kg gula? Orangtua juga bisa memintanya untuk menghitung pengeluaran serta uang kembalian yang harus kita terima.
Kalau anak belum bisa berhitung, kita juga bisa lho mengenalkan berbagai macam profesi di sana. Mulai dari kasir, petugas, hingga chef yang sedang memasak ikan bakar misalnya. Saya yakin, anak akan lebih tertarik dengan pelajaran yang ia minati ketika berhadapan dengan realita di dunia nyata seperti itu.
Belajar dari Pesan Ki Hajar Dewantara
Sudah pernah mengajak anak untuk terlibat di nomor berapa saja nih agar anak tertarik untuk belajar?
Jangan menyerah yaa parents, yuk kita kondisikan sejak kecil agar anak terbiasa untuk belajar dan peka terhadap lingkungannya.
Sebagaimana pesan Ki Hajar Dewantara; “Setiap orang adalah guru, setiap buku adalah ilmu dan setiap tempat adalah sekolah.”
Pesan dari Ki Hajar Dewantara tersebut selalu menjadi pedoman saya dalam mendidik anak. Bahwa apapun yang ia lakukan adalah proses dari belajar.
Jadi, jangan salah, anak-anak tidak hanya belajar di sekolah. Tapi juga harus kita kenalkan untuk belajar dari lingkungan di sekitarnya. Agar anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, cinta lingkungan, dan tentu saja peka terhadap keadaan di sekitarnya.
Semoga artikel ini bermanfaat yaa!