apa itu stres
Edukasi

Apa Itu Stres? Stres Itu Normal Ngga Sih?

Apa itu stres? Kenapa sih makin banyak orang yang mengatakan bahwa dirinya sedang dilanda stres? Sebenarnya apa arti stres itu? Sudah tepat belum ya ungkapan kita soal stress itu sendiri?

Yuk belajar bareng Minfull di sini.

Apa Itu Stres?

Jadi stres itu dapat diartikan begini guys : terjadinya konflik antara harapan dan kenyataan. Sesuatu yang tidak sesuai harapan akan memunculkan kegelisahan, konflik batin, serta menimbulkan pemikiran-pemikiran yang belum tentu terjadi. Wajar yaa, namanya juga kenyataan yang tidak sesuai harapan, maka terkadang memang menimbulkan kegelisahan, kekecawaan, hingga kemarahan.

Menurut Lazarus dan Folkman (1984) stres adalah keadaan internal yang dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik dari tubuh atau kondisi lingkungan sosial yang dinilai  potensial membahayakan, tidak terkendali atau melebihi kemampuan individu untuk mengatasinya. Stres juga merupakan suatu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis (Chaplin, 2010). Pikiran dan perasaan individu sendiri yang dianggap sebagai suatu ancaman baik nyata maupun imajinasi dapat juga menjadi stressor.

Stressor sendiri merupakan faktor-faktor dalam kehidupan manusia yang mengakibatkan terjadinya stres. Misalnya seperti:

  • Perasaan bersalah dan merasa disalahkan
  • Distorsi koginitif yang berada pada ranah atau cara berpikir.

Stres yang muncul karena adanya stressor tersebut yang akhirnya membuat seseorang mengalami berbagai macam reaksi pada tubuh dan perilaku seperti menangis, marah, pusing, mudah lelah dan sebagainya.

Apa Saja Akibat yang Dapat Ditimbulkan Oleh Stres?

Stres tidak bisa dikatakan sebagai hal yang biasa. Karena akibat atau konsekuensi stres dapat meliputi kecemasan, ketakutan, depresi hingga post traumatic stress disorder (PTSD). Selain itu, stres memiliki efek buruk pada gangguan mental utama lain seperti gangguan bipolar dan skizofrenia.

Stres juga dapat memiliki efek buruk pada kardiovaskular, termasuk sistem serebrovaskular dan sistem organ tubuh lainnya. Stressor dirasakan dan diproses oleh otak yang memicu pelepasan glukokortikoid (melalui sumbu hipotalamus-hipofisis-adrenokortikal) dan katekolamin (adrenalin dan noradrenalin) melalui sistem adrenomedullary simpatik (SAM).

Glukokortikoid dan katekolamin bekerja secara sinergis untuk meningkatkan kadar glukosa darah (dengan memicu pelepasan glukosa dari hati) yang memfasilitasi respons “melarikan diri atau melawan” terhadap stres, seperti halnya peningkatan curah jantung oleh katekolamin. Pelepasan katekolamin yang diinduksi stres secara cepat pada aliran darah dari kulit ke usus ke otot rangka (Mathews, 2000).

Kesadaran sentral dan respon terhadap stres, kecemasan, dan ketakutan tergantung pada sirkuit saraf yang luas yang melibatkan misalnya, amigdala, talamus, hipotalamus, inti batang otak seperti locus coeruleous dan neokorteks dan korteks limbik. Pemahaman kita tentang neurobiologis tres telah ditingkatkan dengan studi pencitraan otak eksperimental, klinis dan manusia tentang kecemasan dan kondisi terkait stres lainnya.

Duh kok bahaya gitu ya? 

Stress Itu Normal Ngga Sih?

Lantas apakah stres itu wajar atau normal dialami oleh seseorang? Jawabannya tentu.

Karena dinamika kehidupan manusia yang beragam dan berbagai peristiwa hidup yang dialami. Ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan yang kita alami mempengaruhi fungsi fisik dan psikologis. Ketidaksesuaian ini dapat berdampak pada kondisi diri yang mengakibatkan stres.

Namun dikatakan wajar atau tidak berdasarkan frekuensi, durasi dan intensitas stres yang dialami oleh individu tersebut. Jika dampak dari stres yang kita alami hingga menyebabkan perilaku yang maladaptif seperti tidak berenergi, ketidakmampuan melakukan kegiatan sehari-hari dan mengganggu produktivitas hingga rentang waktu yang lama lebih dari dua pekan. Maka kondisi stres seperti itu sudah dikatakan tidak wajar.

Kemampuan mengatasi masalah merupakan salah satu yang menjadi faktor terpenting dalam kehidupan kita. Ketika stres terjadi, akan memberikan efek pada proses pengambilan keputusan. Langkah apa yang harus dilakukan untuk memanage stres itu?

Jawabannya ada pada diri kita sendiri. Apakah kita memanagemen stres dengan baik atau bahkan hanyut dalam stres itu sendiri.  Sejatinya hal ini akan memberikan implikasi baik pada efek jangka pendek maupun jangka panjang.

Menurut Regis Machdy, meskipun stres terdengar berbahaya ya, namun sebenarnya manusia sendiri tidak bisa hidup tanpa stres. Ada masanya ketika sesuatu yang dulu menjadi stresor besar, kini tidak berdampak lagi pada diri kita. 

Tanpa kehadiran stres, kita tidak akan bisa menjadi manusia dewasa yang mampu berpikir, merasakan sesuatu, dan bijaksana.

Teman-teman bisa memanagemen stres dengan melakukan berbagai hal yang disukai, makan makanan favorit, menyantap kudapan sambil nonton drakor, dan aktivitas lain yang membuat teman-teman bisa happy dan menjadi pelepas stres terbaik. Tentu yang tahu teman-teman sendiri ya!

Nah, kalau kamu lagi stres biasanya ngapain aja nih? Sharing di kolom komentar yuk!

 

Author: Mardliyatus Sa’diyah, S.PSi

 

Referensi:

Lazarus, R. S., & Folkman, S. (1984). Stress, Appraisal, and Coping. Springer Publishing Company.

Matthews, G. (2000). Distress. Dalam G. Fink (Ed). Encyclopedia of stress (vol.1, pp. 723-
729). San diego, CA: academic press.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *